Setingkat Tapi Beda

MEMPERINGATI HARI KARTINI 
21 APRIL 2018

(Foto : R.A. Kartini)


Pada 1971 Helen Reddy menyuntikan perjuangan gender perempuan ke dalam kesadaran orang biasa dengan lagu "I Am Woman". katanya "I am woman, hear me roar... in numbers too big to ignore."
"Perjuangan perempuan sudah lama dan berjalan terus, sejak zaman batu"


       Saya tidak tahu kemana Helen Reddy sekarang setelah meledak menjadi sangat terkenal waktu itu. Perjuangan perempuan sudah lama sebetulnya dan berjalan terus, sejak zaman batu. Perempuan tidak lagi digusur dari gua dengan ditarik rambutnya seperti kita lihat di kartun. Gerakan gender berkembang. Terjadi radikalisasi, legitimasi, legislasi, sosialisasi, institusionalisasi, dan sublimasi. Namun sering juga tenggelam dalam lautan soal lain seperti di Indonesia.
         Kita sudah tidak tahu letak perjuangan perempuan dalam agenda reformasi. Soalnya, tidak ada yang membuat Pansus untuk itu. Bayangkan saja Alvin Lie hanya spesialis di urusan skandal sedangkan Ivana lie spesialis di urusan bulutangkis. Kita orang biasa melihatnya dari gejala yang biasa-biasa saja, Misalnya jenis pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan dalam perubahan zaman.
    Jangan langsung kirim surel untuk komplain karena keilmiahan tulisan ini sangat disangsikan, apalagi pengetahuan penulis di bidang sosiologi gender yang gampang-gampang saja, ya, minimal untuk menyambut Hari Kartini.
     Saya coba berbagi pengalaman yang pernah saya alami. Dulu saya pernah lewat di sebuah mall atau pusat pembelanjaan, seperti biasa ditawari minyak wangi. Tangan saya disemprot dan saya diberi secarik kertas kertas genit dengan sampel parfum yang menyenangkan. Biasanya saya senang beginian. Namun, kali ini pengalaman itu agak sedikit mengganggu soalnya yang memberikan parfum gratis itu kali ini seorang lelaki, sedangkan biasanya seorang perempuan manis rasanya agak geli dikasih minyak wangi oleh seorang lelaki.

"Banyak hal yang lebih cocok dan lebih baik dilakukan oleh perempuan. Bukan diskriminasi melainkan hanya kesesuaian peran ..."



       Biasanya saya menyalahgunakan promosi itu untuk mendapat parfum gratis.Bahkan kalau mau ke pesta saya sengaja lewat toko itu supaya jadi wangi. Namun, kalau begini Jadi malas, masak dibuat wangi oleh laki-laki? Memangnya boyband? Banyak hal yang lebih cocok dan lebih baik dilakukan oleh perempuan. Bukan diskriminasi, melainkan hanya kesesuaian peran, misalnya menjadi pramugari udara, menjadi guru Taman Kanak-Kanak dan menjadi penari striptease. Sebetulnya, pekerjaan itu bisa saja dilakukan oleh laki-laki, tetapi rasanya kurang sreg, seperti pemuda yang menyemprotkan Minyak wangi itu.
       Akan tetapi, banyak juga peran yang dianggap lebih cocok untuk laki-laki sekarang diperluas pada perempuan. Seperti sepak bola, binaraga, Pencopet dan perang. Kita tidak bicara mengenai pekerjaan yang terpaut ada bakat fisik masing-masing, seperti melahirkan anak. Di luar itu,hampir semua pekerjaan sebetulnya bersifat lintas gender. Bahkan perluasan peran dianggap modern dan trendy. Kita lihat misalnya majunya sepakbola wanita di USA yang memunculkan tim kelas juara dunia dibandingkan sepak bola lelaki yang hanya memunculkan Henry kissinger dan London Donovan.
       Profesi lain juga sudah mengalami diversifikasi gender adalah pramugari, guru TK lelaki, bahkan stripper lelaki. Selain sepak bola, pekerjaan lelaki juga dilakukan perempuan dengan kompeten, misalnya binaraga wanita, sopir taksi wanita dan montir wanita. Memang, pekerjaan kriminal seperti copet dan tawuran masih merupakan wilayah yang agak eksklusif bagi lelaki. Pernah saya lihat di televisi, di Kolombia ada walikota yang menetapkan jam malam untuk lelaki. Lewat jam sekian, yang boleh keluar jalan hanya perempuan. Ternyata angka kriminalitas menurun drastis karena kebanyakan kaum kriminal dan preman itu laki-laki.


"Lelaki suruh di rumah biar yang keluar perempuan semua pasti jadi aman"


      Harusnya ini diperluas. Pokoknya, lelaki suruh di rumah, biar yang keluar perempuan semua. Pasti jadi aman. Kebanyakan peperangan dirancang dan dilaksanakan oleh lelaki, walaupun pasti ada juga perempuan yang terlibat sebagai provokator atau sumber dana. Wanita jarang muncul di tengah medan aksi fisik, Walaupun ada juga wanita di Indonesia yang muncul saat demonstrasi.

SELAMAT HARI KARTINI, 2018

-Witoelar, Wimar

0 komentar